Apakah kalian percaya pada cinta pada pandangan pertama?
Apa kalian percaya pada takdir?
Apa kalian percaya jika cinta itu dapat menguatkan apapun bila kita berani berkorban?
Mungkin aku adalah orang paling frustasi di
dunia ini, mungkin juga aku adalah orang paling bahagia di dunia ini,
atau aku adalah orang paling menyedihkan.
Cerita ini dimulai dari pertama kali aku
mengenal Amanda, dia wanita yang sangat sempurna (sebagai manusia) dia
sangat indah dimataku, dia selalu membaluti tubuhnya dengan pakaian yang
sangat sopan, tidak pernah aku melihatnya berpakaian seperti wanita
yang sering aku lihat setiap kali aku masuk dalam kereta,bus,pinggir
jalan,kantor bahkan coffe shop. Amanda tidak pernah mengenakan baju
berlengan pendek dan rok yang berpotongan mini, mungkin ini adalah nilai
plus untuknya.
Suatu hari aku memberanikan diri untuk berkenalan, tanpa disangka dia
sangat menyenangkan, sangat ramah dan bukan type perempuan pemalu dan
takut gemuk (aku senang melihat perempuan yang bisa menjaga tubuhnya
tapi tidak takut makan, intinya tidak perlu diet).
Dari proses perkenalan itu, kami menjalin
cinta kami selama satu tahun, kemudian aku melamar Amanda dengan cara
yang aku baca dari sebuah buku.
**Saat itu aku mengajak Amanda kesebuah
taman bunga, musim semi membantu aku menambah suasana menjadi lebih
menarik, dimana semua bunga bermekaran dan berwarna warni. Aku mengajak
Amanda kesebuah lingkaran air mancur ditengah taman, aku menatapnya
lekat lalu aku meminta Amanda untuk memilih Bunga yang paling ia suka
dan aku memetiknya, setelah Amanda menerimanya ia terkejut karena Amanda
mendapati sebuat cincin melingkar ditangkai bunga, aku kemudian
berjongkok.
MAU KAH KAMU MENIKAH DENGAN KU?
Saat itu Amanda menarik tubuhku dan memelukku sangat erat sambil berteriak..
AKU SANGAT MENCINTAIMU!! AKU MAU ANDRE, AKU MAU..!!!
Aku melepaskan pelukan Amanda dan menciumnya.
**
Saat ini
kami sudah resmi dan sah menjadi suami istri, kami hidup bahagia dan
kebahagiaan kami makin bertambah ketika, kami tahu bahwa setelah 1 bulan
kami menikah, Amanda HAMIL. Kami akan menjadi orangtua yang paling
bahagia.
Saat Amanda hamil yang ke tiga bulan,
Amanda sangat sibuk dengan pekerjaannya, dia adalah designer terkenal,
dan aku sangat bangga melihatnya bekerja sangat semangat. Sedangkan aku
harus keluar kota karena harus dinas kerja, aku terpaksa harus
meninggalkan istriku yang sedang hamil.
Saat aku dinas diluar kota, teman-teman
kerjaku selalu mengajak aku tiap malam untuk masuk kedalam bar, aku
mengikuti mereka. Saat itu kejenuhan memang sedang kualami, istriku
tidak dapat kuhubungi seharian “mungkin dia sangat sibuk” dan aku hanya
menikmati yang ada dihadapanku, gadis berpesta, gadis penari dan
melihatkan seluruh tubuhnya dihadapanku. Saat itu aku ingin sekali
keluar dari ruangan itu, tapi nafsuku menahanku untuk tetap menikmati
semuanya, aku mabuk dan aku tidur dengan 2 gadis malam itu yang ku
dapati tidur bersamaku didalam hotel tempat aku menginap. Aku khilaf dan
ketakutan “aku sudah menikah, dan aku berbuat zina” dan aku lebih takut
saat melihat handphone ku pagi itu ada “panggilan tak terjawab”
sebanyak 21 kali. Aku langsung menelfon Amanda dan minta maaf, aku
bilang pada Amanda bahwa aku terlalu letih, dan aku merahasiakan
kejadian ini dari Amanda.
Dua hari kemudian Amanda menjemputku di
bandara dengan penuh binar cinta dari matanya, Amanda memelukku sangat
erat sambil berbisik “I miss you so much baby” aku tersenyum dan ku
balas mencium bibirnya “I miss you too darling”.
Sesampainya dirumah aku melihat ruangan
penuh dengan bunga, dan semua sudah tertata rapi, kamar kami sangat
harum. Amanda masuk ke kamar mandi, beberapa menit kemudian ia keluar
dengan baju tidurnya yang tipis, Amanda memelukku dari belakang,
menciumiku dan.. aku menghentikannya “sayang jangan hari ini” Amanda
terlihat kecewa, namun Amanda langsung mengerti lalu ia beranjak
ketempat tidur dan hanya memperhatikan aku yang hendak berganti pakaian.
“jujur aku masih terfikir kejadian malam di bar itu dan tentunya di
kamar hotel”.
**
waktu telah
berlalu, hari ini aku di depan ruang bersalin, menunggu istriku Amanda
melahirkan anak kami. Aku sangat cemas, kuremas-remas tangan dan
kepalaku sambil jalan bolak-balik didepan pintu ruangan bersalin, aku
menunggu dan terus menunggu sampai aku mendengar pintu dibuka dan suster
menyuruh aku masuk “Amanda meminta aku menemaninya”.
Aku melihat Amanda tengah mengerang
kesakitan, aku langsung memegangi tangannya dengan erat. Dan
AAAAArrrrgggghhhhh!!!! Teriakan Amanda sangat panjang dan menggema dalam
ruangan itu, disertai tangisan bayi mungil kami yang cantik, anak kami
perempuan, sangat..sangat..cantik. Amanda menghela nafas lega.
**
setelah
pulang kerumah, keluarga kami telah menyambut kebahagian ini dengan
sangat bahagia, orangtua kami sangat senang melihat cucu pertamanya
“Cherry” (nama anak kami) yang cantik dan mungil. Kami pun turut
bahagia, lengkap sudah keluarga kami saat ini.
Hari berganti, bulan berlalu begitu cepat,
tahun berganti dan saat yang mengejutkan itu datang, setelah aku membuka
laptop diruang kerjaku, sebuah email masuk dari seseorang yang tidak
aku kenal.
from : xrlslove*******.***.com
Dear Andre,
Apakah
kamu masih ingat padaku? Kita pernah tidur bersama di hotel sepulang
dari bar ###, apa kamu ingat? Aku Elen, jujur saat sepulang dari hotel
aku sangat menyesal, rasanya tak ingin aku melepasmu.. aku ingin
memiliki hubungan yang serius denganmu, aku jatuh cinta pada pandangan
pertamaku. Jujur aku lama sekali mencari alamat email mu, setidaknya aku
tidak salah mengirim surat ini, aku harap kamu akan membalas email ini
dan kita akan segera bertemu.
Yang mencintaimu.
Entah apa yang harus kulakukan saat itu,
kejadian itu kembali merasuki pikiranku setelah 5 tahun lamanya. Aku
hendak membalas email itu dengan maksud ingin minta maaf dan mengatakan
diantara kami tidak ada hubungan apapun, tetapi sebelum aku membalasnya,
Amanda sudah berdiri dengan wajah pucat didepan ku, aku langsung
menutup laptopku.
Amanda meminta aku mengantarkannya kerumah
sakit, selama diperjalanan (dalam mobil) Amanda yang duduk sambil
memangku Cherry selalu menghapus darah yang keluar dari hidungnya, aku
tak enak bicara banyak pada Amanda karena aku takut anak kami khawatir
melihat ibunya.
Sesampainya di Rumah sakit, Amanda langsung
mendapatkan penanganan cepat dari tim medis, Amanda diperiksa, lalu
dokter meminta aku keruangannya. Aku menitipkan Cherry pada suster
penjaga.
**
di
ruangannya dokter bilang, “Istri anda mengalami kanker otak.. sebenarnya
nyonya Amanda sudah tahu pak. Apa istri anda tidak memberitahu
anda?”dan aku sangat terkejut saat itu, tak sepatah katapun keluar dari
mulutku.
Aku masuk keruang rawat Amanda, aku hanya
memandanginya. Amanda menangis sambil meminta maaf padaku, aku masih
terdiam tak bicara padanya, sulit sekali aku menerima kenyataan ini,
karena selama ini aku tidak pernah mengetahuinya dan Amanda menutupi
penyakitnya dari aku.
**
Aku merawat
Amanda selama tiga bulan penuh, dan aku lihat perkembangan Amanda makin
membaik walaupun rambutnya lama-lama menipis karena rontok.
Hari itu di rumah sakit aku keluar dari
ruangan Amanda hendak keluar untuk membeli minuman, aku melihat
perempuan muda berjalan kearahku dengan senyuman, perempuan itu adalah
Elen. Elen bilang dia nekat mencari aku, dengan cemas aku mengajak Elen
keluar jauh dari rumah sakit. Kami pergi ke sebuah kafe dekat rumah
sakit, aku bicara pada Elen bahwa aku memiliki istri dan anak, aku juga
bilang saat ini Amanda sedang sakit dan aku sangat mencintai Amanda.
Untunglah Elen bisa mengerti dan menerima semuanya, namun Elen tidak
berhenti, Elen justru bilang “aku mencintaimu, jika kamu membutuhkan
aku..hubungi aku” Elen menulis alamatnya disecarik kertas, memberikannya
padaku lalu pergi begitu saja.
**
Waktu terasa berjalan sangat cepat, aku
melihat Cherry tumbuh menjadi anak yang sangat manis dan mengenakan
seragam sekolah, untuk pertama kalinya Cherry sekolah TK, aku mengantar
Cherry ke sekolah dan setelah itu aku menjemput Amanda yang sudah
dipersilahkan pulang dari Rumah Sakit.
Amanda meminta untuk dirawat dirumah,
karena dia tak nyaman lagi dengan suasana rumah sakit. Dan aku selalu
setia menemani Amanda, memandikannya setiap pagi, menggunting kukunya
setiap minggu, menggendongnya ke taman saat ia ingin melihat bunga dan
membacakan buku saat ia hendak tidur. Dan setiap malam setelah Amanda
tidur, aku selalu keluar untuk bertemu dengan Elen, aku menjalin
hubungan dengan Elen dibelakang Amanda, bisa dikatakan aku selingkuh..
tetapi ini karena aku tidak ingin menyakiti Amanda, karena aku tahu
Amanda hanya bisa mengerang kesakitan dan tidur ditempat tidur, Amanda
yang sekarang adalah Amanda yang lemah, namun aku selalu mencintainya.
Aku tahu aku sangat salah, aku sangat berdosa tetapi aku tak punya
pilihan, aku sangat butuh Elen saat itu.
**
Empat bulan
kemudian, aku mendapati Amanda sudah benar-benar terbaring lemah di pagi
hari, dokter tengah memeriksa tubuhnya yang sangat kurus, aku memegangi
tangannya yang terkulai lemas. Lalu dokter keluar kamar sambil
memintaku ikut keluar, namun sebelum aku keluar Amanda menahanku lalu
memberikan aku amplop surat dan dia tersenyum, senyum yang sangat indah.
Cherry membaringkan kepalanya di dada Amanda, Amanda mengelus Cherry
dengan penuh cinta, lalu aku beranjak keluar kamar sambil masih memegang
amplop.
Aku menemui dokter didepan kamar, sebelum
dokter bicara pada ku, aku mendengar teriakan Cherry memanggil-manggil
Amanda.. “mama…mama.. mama..” aku dan dokter bergegas masuk kedalam
kamar.
Aku terlambat. Aku tak ada disamping
istriku saat ia menghembuskan nafas terakhirnya. Amanda meninggal dengan
senyuman damai diwajahnya, aku merengkung Cherry dalam pelukanku, namun
aku tak bisa menahan tangisku, ku peluk istriku dan kuciumi wajahnya
dengan penuh air mata.
Seminggu setelah Amanda meninggal aku ingat akan amplop yang diberikan Amanda, lalu ku buka amplop berisi surat dan kubaca.
Suamiku tersayang, Andre yang sangat kucintai.
Aku
tahu saat kamu membaca surat ini aku tidak ada disampingmu lagi, namun
aku selalu berada dihatimu, aku tidak pernah mati karena cintaku
kepadamu tidak pernah mati selamanya.
Sayang,
entah dari mana aku harus memulai tulisanku, tetapi aku hanya ingin
kamu tahu bahwa apapun yang kamu lakukan diluar sana, aku mengetahui
semuanya, aku tahu saat aku melefonmu dan kamu beralasan letih dengan
pekerjaanmu padahal malam itu kamu mabuk dan kamu telah tidur dengan
Elen, bahkan saat aku sakitpun kamu telah berpacaran dengan Elen, aku
tidak menyalahkanmu sayang, aku telah memaafkan kesalahanmu, aku tahu
keadaan yang membuat kamu memilihnya.
aku hanya ingin kamu
selalu menjaga Cherry anak kita. Dia adalah buah cinta kita yang kita
inginkan dengan sebuah cinta yang sangat besar, didiklah Cherry untuk
menjadi gadis yang sangat baik dimata manusia maupun dimata tuhan.
Tolong jangan pernah kamu sakiti hati Cherry dan mengecewakannya, karena
itu akan membuat aku menangis.
Titipkan
salamku untuk Elen, dia sangat mencintaimu, dia sering mengirimkan
bunga saat aku dirawat dirumah sakit, dan aku mohon maaf jika aku
lancang telah membaca semua emailmu.
Istrimu yang selalu dan selamanya mencintaimu.
Amanda.
***
Kini Cherry sudah tumbuh menjadi gadis
dewasa dan cantik, aku sudah berdiri dihadapannya yang tengah mengenakan
gaun pengantin yang sangat indah. Aku membesarkan Cherry seorang diri,
kutinggalkan kenanganku bersama Elen yang kini kudengar sudah hidup
bahagia dengan keluarganya, dan aku sangat bahagia karena berhasil
membesarkan Cherry dengan penuh cinta.
Aku percaya Amanda tidak pernah menangis,
karena aku mencintai Cherry melebihi cintaku pada Amanda, Cherry
segalanya untukku. Dan saat ini adalah hari terberat untukku karena
harus melepaskan Cherry pada calon suaminya, aku harap calon suaminya
adalah lelaki yang baik, bukan seperti aku.